Artikel Detail Artikel menarik
Bahaya Ghibah
“Takutlah kamu semua terhadap ghibah karena sesungguhnya ghibah itu lebih berat dosanya daripada berzina ".
Hadits Nabi shollallohu alaihi wasallam
عَنْ Ø¬ÙŽØ§Ø¨ÙØ±Ù بْن٠عَبْد٠اللَّه٠، وَأَبÙÙŠ سَعÙÙŠØ¯Ù Ø§Ù„Ù’Ø®ÙØ¯Ù’رÙيّ٠، قَالا : قَالَ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ : " Ø¥ÙيَّاكÙمْ وَالْغَيْبَةَ ØŒ ÙÙŽØ¥Ùنَّ الْغَيْبَةَ أَشَدّ٠مÙÙ†ÙŽ الزّÙنَا " . Ù‚Ùيلَ : يَا رَسÙولَ اللَّه٠، كَيْÙÙŽ الْغَيْبَة٠أَشَدّ٠مÙÙ†ÙŽ الزّÙنَا ØŸ قَالَ : " الرَّجÙل٠يَزْنÙÙŠ ÙَيَتÙوب٠، ÙَيَتÙوب٠اللَّه٠عَلَيْه٠، ÙˆÙŽØ¥Ùنَّ صَاØÙبَ الْغَيْبَة٠لا ÙŠÙØºÙ’Ùَر٠لَه٠ØÙŽØªÙ‘ÙŽÙ‰ يَغْÙÙØ±ÙŽ Ù„ÙŽÙ‡Ù ØµÙŽØ§ØÙبÙÙ‡Ù " . رواه الطبراني ÙÙŠ الأوسط ÙˆÙيه عباد بن كثير الثقÙÙŠ وهو متروك
Dari Jabir bin Abdillah dan Abi Sa'id Al-khudri keduanya berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : “Takutlah kamu semua terhadap ghibah karena sesungguhnya ghibah itu lebih berat dosanya daripada berzina ". Rosululloh ditanya :" bagaimana bisa ghibah lebih berat dosanya daripada zina ?". Beliau menjawab : " sesungguhnya seorang laki-laki kadang-kadang berzina kemudian bertaubat maka Allah menerima taubat nya, sedangkan orang yang menggunjing tidak diampuni dosanya sampai orang yang digunjing mau mengampuninya”. (HR At Tabrani dalam Al-Ausath dan dalam sanadnya terdapat 'Ubad bin Katsir As-tsaqofi dan dia ini matruk, Sumber : Kitab Majma' Zawaid : 8/92).
- Kitab Faidhul Qodir (3/129) :
(إياكم والغيبة) التي هي ذكر العيب بظهر الغيب Ø¨Ù„ÙØ¸ أو إشارة أو Ù…ØØ§ÙƒØ§Ø© أو بالقلب كما ÙÙŠ الإØÙŠØ§Ø¡ (ÙØ¥Ù† الغيبة أشد من الزنا) أي من إثمه (إن الرجل قد يزني ويتوب Ùيتوب الله عليه وإن ØµØ§ØØ¨ الغيبة لا ÙŠØºÙØ± له ØØªÙ‰ ÙŠØºÙØ± له ØµØ§ØØ¨Ù‡) وهيهات أن ÙŠØºÙØ± له Ùقد اغتاب ابن جلا بعض إخوانه ÙØ£Ø±Ø³Ù„ إليه يستØÙ„Ù‡ ÙØ£Ø¨Ù‰ قائلا: ليس ÙÙŠ صØÙŠÙتي ØØ³Ù†Ø© Ø£ØØ³Ù† منها Ùكي٠أمØÙˆÙ‡Ø§ قال الغزالي: والغيبة هي الصاعقة المهلكة للطاعات ومثل من يغتاب كمن ينصب منجنيقا Ùهو يرمي به ØØ³Ù†Ø§ØªÙ‡ شرقا وغربا ويمينا وشمالا وقد قيل Ù„Ù„ØØ³Ù†: اغتابك Ùلان ÙØ¨Ø¹Ø« إليه بطبق Ùيه رطب وقال: أهديت إلي بعض ØØ³Ù†Ø§ØªÙƒ ÙØ£ØØ¨Ø¨Øª Ù…ÙƒØ§ÙØ£ØªÙƒ وقال ابن المبارك: لو كنت مغتابا لاغتبت أمي ÙØ¥Ù†Ù‡Ø§ Ø£ØÙ‚ Ø¨ØØ³Ù†Ø§ØªÙŠ Ù‚Ø§Ù„ الغزالي: العجب ممن يطلق لسانه طول النهار ÙÙŠ الأعراض ولا يستنكر ذلك مع قوله هنا أشد من الزنا Ùيجب على من لم يمكنه ك٠لسانه ÙÙŠ Ø§Ù„Ù…ØØ§ÙˆØ±Ø§Øª العزلة ÙØ§Ù„صبر على Ø§Ù„Ø§Ù†ÙØ±Ø§Ø¯ أهون من الصبر على السكون مع المخالطة اه وقد نقل القرطبي الإجماع على أنها كبيرة
(ابن أبي الدنيا) أبو بكر (ÙÙŠ) كتاب (ذم الغيبة) ÙˆÙÙŠ الصمت (وأبو الشيخ [ابن ØØ¨Ø§Ù†] ) الأصبهاني ÙÙŠ التوبيخ وابن ØØ¨Ø§Ù† ÙÙŠ Ø§Ù„Ø¶Ø¹ÙØ§Ø¡ وابن مردويه ÙÙŠ Ø§Ù„ØªÙØ³ÙŠØ± كلهم (عن جابر) بن عبد الله (وأبي سعيد) الخدري ورواه الطبراني عن جابر Ø¨Ù„ÙØ¸ الغيبة أشد من الزنا والباقي سواء قال الهيثمي: ÙˆÙيه عباد بن كثير متروك
Dosa ghibah lebih berat daripada zina karena orang yang zina kemudian bertaubat maka Allah mengampuninya, sedangkan orang yang ghibah tidak akan diampuni sebelum orang yang di ghibahi mengampuninya, dan hal tersebut tidaklah mudah.
Ibnu Jala pernah mengghibah sebagian temannya kemudian beliau mengutus seseorang untuk meminta halal kepadanya dan temanya tersebut menolaknya sambil berkata : "di dalam catatan amalanku tidak ada yang lebih baik daripada itu, bagaimana mungkin aku menghapusnya ? "
Imam Al Ghozzali berkata : "Ghibah adalah sebuah dosa yang bisa merusak pada amalan ta'at, perumpamaan orang yang ghibah adalah seperti orang yang memasang alat pelempar kemudian dia melemparkan kebaikan-kebaikannya ketimur dan kebarat, ke kanan dan ke kiri".
Al Hasan pernah ada yang berkata kepadanya : " si fulan telah menggunjingmu ". kemudian Al Hasan mengirimkan senampan kurma kepadanya dan berkata : " engkau telah memberikan sebagian kebaikanmu maka aku suka untuk membalasnya ."
Ibnul Mubarok berkata : " jika aku menjadi seorang penggunjing tentunya aku akan menggunjing ibuku karena beliau lebih berhak mendapatkan kebaikan-kebaikanku "
Al Ghozzali berkata : " Mengherankan, orang-orang yang lisannya sepanjang siang mengucapkan keburukan-keburukan orang lain dan dia tidak mengingkarinya padahal sabda Nabi bahwa ghibah dosanya lebih berat daripada zina, jadi uzlah/mengasingkan diri wajib hukumnya bagi orang yang tidak mungkin untuk mencegah lisannya dari mengobrol. Karena bersabar atas kesendirian itu lebih mudah daripada bersabar atas diam namun berkumpul dengan banyak orang ". Wallohu a'lam.
Sumber : www.daaruttauhiid.org
Silahkan Tinggalkan Pesan